Apa itu IPK? Begitulah pertanyaan yang muncul waktu pertama kali menjadi seorang mahasiswa. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) itu adalah parameter akademik bagi mahasiswa, kalau di SMA itu ibarat sebuah rapot. Saat Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) juga dikenalkan apa itu IP ataupun IPK.
Sebelum mengenal IPK, terlebih dahulu harus mengenal IP (Indeks Prestasi) yang merupakan indeks nilai dalam setiap semesternya. Bagi mahasiswa semester 1 tentunya sedang menunggu IP pertama, karena IP pertama katanya akan menentukan IP selanjutnya. Begitu juga dengan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menanti IPK-nya keluar karena akan digunakan untuk menuju ke jenjang selanjutnya, baik pekerjaan maupun melanjutkan studi lanjut. Banyak yang bilang IPK itu penting karena nantinya akan menjadi tolak ukur ketika mencari pekerjaan ataupun studi lanjut S2 maupun S3. Sebelum berkata banyak tentang IPK, mungkin dijelaskan dulu terutama bagi mahasiswa semester 1 karena belum punya IPK. Kalau semester 1 namanya baru IP (Indeks Prestasi), baru semester 2 sudah punya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) hanya ada tambahan kumulatif. Namanya saja kumulatif jadi merupakan kumpulan nilai sejak semester 1 sampai yang sudah dikumpulkan pada semester-semester berikutnya.
Kembali ke judulnya IPK itu Pilihan. Sama halnya dengan hidup. Karena tidak memilih pun itu adalah sebuah pilihan. Kenapa IPK juga dikatakan pilihan? Karena besarnya nilai IPK itu tergantung individu mahasiswa yang bersangkutan tersebut. Mau IPK-nya kecil, sedang, besar, atau bahkan mungkin sempurna tergantung dengan usaha dan jerih payahnya masing-masing. Karena masih ingat kan dalilnya bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubahnya dengan diri mereka sendiri”.
Sama halnya dengan diri kita masing-masing, kita ingin mendapatkan suatu IPK yang tinggi maka kita pun harus berusaha dan belajar yang maksimal juga. Ketika semester 1 pasti setiap mahasiswa pengen mendapat IP yang tinggi, akan tetapi pada saat waktunya tiba pembagian KHS ternyata IP-nya di luar dugaan darinya, ada yang nasakom (nasib satu koma), PDK (Persatuan Dua Koma), anak TK (Tiga Koma), atau bahkan empat koma nol (sempurna).
Kalau yang dapat nasakom atau pun PDK biasanya banyak berkomentar dan beralasan, seperti kurang belajar, banyak kegiatan atau kesibukkan, tidak bisa membagi waktu, stress, banyak praktikum, atau banyak aktivitas (karena ikut banyak organisasi). Ada yang mengatakan katanya kalau ikut organisasi (UKM atau lainnya) katanya IP atau IPK-nya pasti turun. Tapi jangan salah, kecil atau turunnya jangan menyalahkan UKM, atau menyalahkan orang lain tapi introspeksi diri karena sebenarnya dirinyalah yang menentukan IPK ini mau dibawa kemana. Biasanya kalau IP pertama tidak sesuai target maka dia akan tancap gas, atau bahkan dia tulis komitmen agar IP semester depan harus lebih baik lagi. Walaupun terkadang juga semester depannya ternyata masih sama dan bahkan cenderung menurun. Terus apa yang salah?
Nah, sebenarnya IPK itu memang pilihan. Hayo mau pilih yang mana (nasakom, PDK, anak TK atau sempurna). Itu sih tergantung pribadi masing-masing. Kembali ke pertanyaan yang tadi, yang salah dimana.
Sebenarnya kuncinya ada di pribadi masing-masing, yaitu pada manajemen diri, manajemen waktu dan manajemen hati. Bagaimana dia bisa membagi waktunya untuk bisa belajar (akademik), praktikum beserta laporannya (bagi yang jurusan eksak), mengerjakan tugas dosen, maupun ikut organisasi (rapat dan kegiatan lainnya) bagi yang aktivis. Akademik OK, Organisasi OK, maka IPK-pun akan OK (dalam artian harus seimbang). Membahas mengenai masalah IPK, mungkin akan mulai terasa saat ada tawaran beasiswa, seleksi asisten, maupun melamar pekerjaan (bagi yang mau bekerja saat masih kuliah). Biasanya ada syarat-syarat IPK yang harus dipenuhi (misalnya minimal IPK 2,75 atau minimal IPK 3,0) dan sebagainya tergantung persyaratan masing-masing. Kebanyakan sih minimal 3,0 (syarat beasiswa ataupun menjadi asisten). Mungkin bagi semester 1 belum kepikiran kesitu tapi setidaknya ada impian ke arah hal tersebut sehingga harus dipersiapkan sejak semester pertama. Karena pada dasarnya semester 1 inilah masa-masa yang penuh dengan pilihan dan akan menentukkan langkah selanjutnya.
Masa-masa pilihan menemukan jati diri, memilih organisasi/ukm dan tentunya memilih visi misi untuk ke depannya. Karena itu pada semester 1 kalau istilah mikrobiologinya dikenal dengan Fase Lag (Fase Adaptasi dan penyesuaian diri). Semester 2 juga saya rasa masih dalam Fase Lag. Baru ketika beranjak semester 3 sudah mulai memasuki Fase Log. Dan semester 4 adalah fase Eksponensial atau istilahnya masa emas dalam menjalani sebagai seorang mahasiswa.
Yang jelas IP pertama (bagi semester 1) nanti semoga bisa menjadi angin segar dan pelajaran serta hikmah untuk melangkah ke semester selanjutnya. Bila semester 1 IP-nya tidak sesuai dengan harapan, jangan sedih dan jangan berputus asa. Tetap semangat dan istikomah selalu, masih ada semester-semester selanjutnya yang sudah menanti. Usaha yang maksimal, manajemen diri, manajemen waktu, manajemen hati dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Allah SWT. Awali semester selanjutnya dengan niat yang ikhlas dan tentunya keep spirit. Semoga bermanfaat, memotivasi, dan menginspirasi terutama bagi yang mau menjadi mahasiswa baru, selamat memasuki dunia baru dan bersiaplah memilih IPK kamu, karena IPK itu adalah pilihan dan hadiahnya adalah Cumlaude (bagi yang mendapat IPK diatas 3,50)
Sumber : http://www.memobee.com
0 komentar:
Post a Comment